Rabu, 11 September 2013

TOR Penelitian Peternakan Undana

TOR
(Term Of Reference)
PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD SEBAGAI PENGGANTI JAGUNG TERHADAP KONSUMSI RANSUM DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN PADA TERNAK BABI PERANAKAN LANDRATE

Oleh
ARKHIMEDES E. LAKAPU
NIM : 0905031986


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan akan daging sebagai salah satu sumber protein hewani terus meningkat seiring dengan meningkatnya laju populasi penduduk sekitar 1,5% per tahun. Selain itu, denggan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bahan makanan bergizi maka tidak cukup hanya dari segi kuantitas saja yang menjadi tolak ukur, maka daging berkualitas juga menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen. Hal ini dapat menjadi perhatian bagi sektor peternakan dalam penyediaannya.
Ternak babi merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat mensubstitusi daging bagi masyarakat Indonesia yang dapat mengkonsumsinya kira – kira berjumlah 30 juta jiwa. Adapun keistimewaan dalam pemeliharaan ternak babi diantaranya adalah bersifat prolific (Banyak anak tiap kelahiran), efisiensi dalam menggunakan sisa – sisa hasil pertanian menjadi bahan pakan bergizi tinggi, dan presentase karkas yang tinggi (65 – 75 %).
Ternak babi memiliki perbedaan dengan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba karena ternak babi hanya memiliki lambung tunggal atau yang dikenal dengan ternak monogastric, dimana sebagian besar bahan pakannya (80 – 90 %) terdiri dari tanaman biji – bijian (sereal) dan hasil ikutannya. Salah satu bahan pakan yang banyak digunakan adalah jagung. Penggunaan bahan pakan sumber hijauan sangat terbatas pemanfaatannya bagi ternak babi mengingat sistem pencernaan pada ternak babi banyak dilakukan secara enzimatis.
Faktor pakan sangat mempengaruhi daya produksi ternak babi, sebab ternak babi sangat sensitif terhadap pengaruh ketersediaan zat makanan yang tidak mencukupi. Oleh karena itu ketersediaan ransum perlu diperhatikan, mengingat biaya ransum adalah biaya tunggal terbesar (60 – 80 % ) dari total biaya produksi.
Ada beberapa kendala dalam penyediaan jagung sebagai bahan pakan ternak babi yaitu harga yang berfluktuasi, ketersediaannya masih kurang, dan adanya persaingan dengan manusia maupun ternak lain, misalnya unggas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diupayakan mencari pakan alternatif yang dapat menggantikan jagung sebagai pakan ternak, tentu saja dengan kandungan nutrisi yang hampir sama dengan jagung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan pakan alternatif diantaranya: hargamurah, palatabel, ketersediaannya terjamin dan kontinyu, mudah diperoleh, dan mengandung nilai gizi yang dapat menunjang pertumbuhan ternak babi.
Pollard merupakan hasil ikutan dari penggilingan gandum yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai pakan alternatif pengganti jagung, dan inin dapat diketahui dari kandungan protein pollard yang cukup tinggi yaitu 15,1%. Selain itu harga pollard lebih murah daripada jagung,dan ketersediaan pollard selalu ada selama penggilingan gandum berjalan. Kelemahan pollard adalah mempunyai kandungan serat kasar yang lebih  tinggi daripada jagung,sehingga perlu diperhatikan jumlah penggunaannya pada ternak babi yang masih muda. Pengujian terhadap mutu suatu pakan dapat dilihat dari penampilan ternak diantaranya jumlah konsumsi ransum dan pertambahan berat badan ternak. Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Pollard Sebagai Pengganti Jagung Terhadap Konsumsi Ransum Dan Pertambahan Berat Badan Pada Ternak Babi Peranakan Landrate”

Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengaruh dari penggunaan Pollard dalam ransum terhadap konsumsi pakan dari ternak babi?
2.      Apa pengaruh penggunaan pollard dalam ransum terhadap pertambahan berat badan (PBB) ternak babi?

           





Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pollard dapat mensubstitusi jagung dalam ransum terhadap konsumsi ransum dan pertambahan berat badan pada ternak babi peranakan landrate.
Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1.      Memberi informasi tentang seberapa besar tingkat penggunan pollard untuk menggantikan jagung dalam ransum ternak babi.
2.      Menurunkan biaya ransum tanpa mengorbankan kualitas ternak babi
3.      Meningkatkan produksi daging sebagai sumber protein hewani guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Dusun Neke Tuke,Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang menggunakan kandang babi milik Bapak Made S. Aryanta. Waktu penelitian ini berlangsung selama 8 minggu yang terbagi dalam 2 periode yaitu 2 minggu periode penyesuaian dan 6 minggu periode pengumpulan data.

Materi Penelitian
Ternak
Penelitian ini menggunakan 12 ekor ternak babi betina peranakan landrate fase grower dengan kisaran umur 2 – 3 bulan dan berat antara 20 – 40 kg.
Perlengkapan
            Perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individual yang dilengkapi tempat air minum dan tempat pakan. Perlengkapan lain adalah timbangan, bak penyimpanan ransum, sekop, sapu lidi, ember, kamera.







Metode Penelitian
Rancangan percobaan
            Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan masing – masing 0, 25, 50, 75, dan 100  penggantian jagung dengan pollard dari tingkat penggunaan jagung tertinggi (80%) dalam ransum. Masing – masing perlakuan terdiri dari empat ulangan. Dengan demikian penelitian ini menggunakan 20 ekor ternak babi.
            Metode matematik yang digunakan (Stell dan Torrie, 1989) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Yij = µ + α і + εij
Keterangan :
Yij       = Nilai harapan dari perlakuan ke- i pada ulangan ke-j
µ          = Nilai rataan umum
α і        = Pengaruh perlakuan ke-i = 1,2,3,4,5
εij        = Galat perlakuan ke-i pada ulangan ke-j = 1,2,3,4,5

            Data dianalisis dengan analysis of variance ( ANOVA) dan apabila ada perbedaan yang nyata (P<0,05) antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan       ( Steel dan Torrie, 1989).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar